2:58 AM

[Final Solution] Kenapa Perlu Ego?

Suatu saat dalam kehidupan kita ego sering kali muncul. Sering kali kita mementingkan diri kita sendiri. Tentang urusan perut kita, urusan pekerjaan kita, urusan kewangan kita, urusan rumah tangga kita, urusan kenderaan kita dan sebagainya. Ego kita sering kali bertembung dengan ego orang lain. Akhirnya terjadilah pertengkaran, ingin menang sendiri, berebut barang atau wang, berebutkan hal-hal lain.

Walaupun kita tidak menyedarinya, hal itu sering kali terjadi dalam diri kita. Contoh mudah tentang ego. Misalnya kita menjadi seorang bos atau manager di suatu tempat. Sudah suatu fitrah manusia, manusia ingin di sapa oleh orang lain. Namun, berdasarkan pengalaman, jika kita menjadi orang yang memiliki kedudukan kadang-kadang kita lupa dengan sekeliling kita terutama anak buah kita, atau orang yang lebih rendah kedudukannya di pejabat kita. Di saat kita lewat di hadapan anak buah kita atau orang lain yang lebih rendah kedudukannya, kita selamba saja tanpa menegurnya. Fikiran kita terlalu sibuk dengan pekerjaan kita dan urusan kita. Sebenarnya itu menandakan kita masih ego untuk hidup di bumi Tuhan ini. Namun hal ini jarang disedari oleh manusia.

Contoh lain ketika kita sedang menaiki motor atau kereta. Kadang-kadang kita memandu dengan sesuka kita, tidak pandang kepentingan orang lain yang menggunakan jalan itu dan sebagainya dengan alasan terburu-buru atau ada urusan penting. Contoh ini pun sebenarnya kerana kita ego atau hanya memikirkan diri sendiri. Bukankah orang lain juga ada hak untuk menggunakan jalan itu? Bukankah ada orang lain yang ingin cepat sampai juga?Tapi mengapa kita tidak memandang hal tersebut.

Daripada beberapa contoh tersebut kita sudah tahu merasakan betapa egonya kita selama ini. Contoh lain, di saat kita memiliki wang kemudian kita makan makanan mewah di restoran. Sudah pernahkah di saat itu kita memikirkan saudara-saudara kita yang belum makan seharian? Bahkan mungkin ada ahli keluarga kita yang tidak dapat membeli beras saat itu. Sudahkah kita merasa kasihan dan segera bertaubat kepada Tuhan kerana kita telah angkuh di bumiNya?
Marilah kita merenung sejenak…

Kita sama-sama mengimani bahawa akan ada kehidupan setelah kematian. setelah kita di alam dunia ini, kita akan memasuki alam kubur, dan kemudian kita akan dikumpulkan di suatu padang yang bernama Padang Mahsyar untuk menanti jadwal kita untuk dihisab dan ditentukan dimanakah kita akan tinggal berikutnya, di Syurga atau di Neraka..

Di saat itu sesiapapun termasuk keluarga dekat kita tidak akan ada yang membela. Kita berhadapan langsung, sendirian dengan Tuhan untuk di hisab apa saja amalan kita di dunia. Sewaktu itu kita pun tidak sempat memikirkan orang lain. Kita hanya memikirkan diri kita sendiri.

Di Padang Mahsyar kita dibiarkan selama beratus-ratus tahun untuk menanti hari Hisab. Kita tidak sempat memikirkan orang lain, tidak ada pembelaan.

Jika kita merenungi saat-saat itu, selama 600 ratus tahun kita ada kesempatan untuk memikirkan diri kita sendiri. Di dunia ini, kita hanya hidup paling lama 90 tahun, itu pun sudah luar biasa. Efektif kita hidup paling hanya 60 tahun saja.

Di dunia ini kita diminta oleh Tuhan kita untuk berkasih sayang dengan manusia, berkhidmat untuk sesama kita dan saling bantu-membantu satu sama lain. Jika kita ingin memikirkan diri sendiri saja, kita ada waktu esok di Padang Mahsyar. Jangan khuatir kehabisan waktu untuk memikirkan diri kita sendiri..InsyaALLAH setiap saat kita akan memikirkan diri kita di Padang Mahsya kelak. Sudah tidak sempat kita untuk memikirkan orang lain.

Jika kita di dunia, kita mengorbankan perasaan kita terhadap diri kita untuk orang lain, InsyaALLAH di akhirat kelak kita akan mendapatkan kebahagiaan di sisi Tuhan. Namun jika kita mengorbankan waktu kita di dunia hanya untuk memikirkan diri kita saja, maka nanti di padang Mahsyar kita akan kecewa dan menyesal karena tidak ada waktu lagi untuk berkasih sayang dengan sesama kita.

Oleh kerana itu marilah kita mencuba untuk mengugurkan sifat ego kita. Mencuba untuk berkasih sayang dengan sesama kita, menjadi hamba ALLAH yang bertaqwa iaitu mampu mengorbankan perasaannya untuk keluarganya, temannya bahkan untuk orang lain.

Comments (0)

Post a Comment